Bulan Ramadan menjadi momen terbaik untuk meningkatkan ibadah dan ketaatan. Sebagian orang bahkan terkesan “mendadak saleh” dan “mendadak hijrah” ketika telah memasuki bulan suci ini. Tidak sedikit dari orang-orang ini yang kemudian berhenti saleh dan hijrahnya setelah bulan Ramadhan usai, sehingga banyak muballigh yang menyindir fenomena ini dengan menyebut “Jadilah generasi Rabbani, bukan generasi Ramadhani”.
Lalu bagaimana menyikapi fenomena ini dengan bijak ?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pertama, Beri Apresiasi Dukungan
Bagaimanapun juga seseorang yang memutuskan untuk memperbaiki diri dan hidupnya adalah seseorang yang memiliki kesadaran dan tekad untuk menjadi lebih baik. Terlebih jika mereka adalah yang sudah terlanjur tenggelam dalam kebiasaan yang kurang baik, belum lagi mereka yang kecanduan narkoba dan semisalnya.
Orang-orang seperti ini tetap perlu diapresiasi dan didukung agar terus istikamah dalam hijrahnya. Terlebih bagi warga persyarikatan, memberi dukungan seperti ini bisa saja menjadikan mereka yang hijrah atau bertaubat di bulan Ramadan membuat mereka dekat dengan Muhammadiyah.
Karena dalam kondisi seperti ini, mereka umumnya sedang bersemangat untuk mengkaji Islam dari berbagai sumber. Rentan pula untuk mengkaji Islam dari kelompok-kelompok yang justru akan membawa mereka pada pemahaman tertentu dan menjadikan mereka menjadi lebih eksklusif.
Dukunglah mereka walaupun mungkin semangat ibadah dan belajarnya mengalahkan orang lain. Itu hal yang wajar ditemui pada orang-orang yang memulai perjalanan baru dan bertekad untuk mempelajari ilmu agama.
Kedua, Mendo’akan Semoga Istikamah
Hati manusia seringkali berganti arah. Di musim ketaatan mungkin seseorang menjadi sangat taat karena banyak orang lain yang sedang taat. Selepas musim ketaatan itu, menurun pula ketaatannya. Maka salah satu cara terbaik agar seseorang istikamah adalah dengan mendoakan agar dirinya tetap taat.
Ketiga, Ajak Ikut Kajian Muhammadiyah
Kajian Muhammadiyah jenisnya cukup banyak, di beberapa cabang, ranting dan masjid kajian menarik diadakan secara rutin. Belum lagi buku-buku, website dan akun media sosial milik persyarikatan dan tokoh-tokohnya yang sering menyampaikan materi-materi keislaman yang moderat dan sesuai konteks tempat dan waktu menjadi alternatif terbaik untuk mereka yang sedang bersemangat hijrah dan mengkaji Islam.
Sehingga bagaimanapun seseorang itu hijrah, jika mengkaji Islam dengan tuntunan Muhammadiyah akan memungkinkan dirinya menjadi sosok yang lebih baik dan berwawasan luas serta modern. (Muhammad Utama Al Faruqi)
Sumber berita ini dari girimu.com