Berita meninggalnya Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Eko Budi Leksono mengejutkan banyak pihak. Kepergian Pria murah senyum ini membuat banyak orang kehilangan.
Salah satu orang yang merasa kehilangan adalah Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti.
“Saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafat Mas Dr Eko Budi Laksono, Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik. Semoga beliau husnul khatimah, diampuni dosa-dosanya, dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah di surga,” doanya, seperti dikutip dari PWMU.CO, Ahad siang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Abdul Mu’ti mengaku mengenal baik almarhum sebagai seorang rektor muda yang visioner, enerjik, dan penuh dedikasi dalam memimpin dan memajukan Universitas Muhammadiyah Gresik.
“Secara pribadi dan Muhammadiyah sangat kehilangan. Semoga ada yang melanjutkan perjuangan Mas Eko di UMG pada khususnya dan Muhammadiyah pada umumnya,” harap dia.
Moh Sholeh Anggota komunitas wartawan Gresik (KWG) juga kaget mendengar kematian Rektor UMG ini.
Sholeh punya pengalaman menarik dengan Eko. Wartawan Panji nasional menceritakan pengalamannya dengan Rektor UMG yang baru dilantik 2 tahun lalu tersebu.
“Saya pernah ngobrol sama pak Rektor di ruang kerjanya, walau baru kenal dia sangat familiar dengan wartawan, bahkan kita sempat berbagi rokok, dia orangnya terbuka” ujar Soleh mengenang pertemuannya saat berdiskusi masalah-masalah Gresik di kampusnya.
Eko kelahiran Banyuwangi 1 Januari 1973 itu wafat Ahad (18/9/2022) pukul 09.30 WIB, di Rumah Sakit Satelit Petro GKB, Gresik, setelah bermain bulu tangkis. Jenazah kini disemayamkan di rumah duka dia Jalan Banjarbaru 1 No 2 GKB, Gresik, Jawa Timur.
Kepala Biro Administrasi dan Humas UMG Abdurrahman Faris mengatakan, menurut rencana, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Islam Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, pukul 19.00 WIB.
“Sebelumnya jenazah akan dishalatkan di Masjid Faqih Usman Kampus UMG Ahad (18/9/2022) bakda shalat Isya,” ujarnya.
Eko Budi Leksono wafat meninggalkan seorang istri, Siti Musyarofah SE MSi, dosen Prodi Akutansi Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura. Adapun tiga anaknya yang ditinggal pergi selamanya adalah: Firstianniisa Nandefa (kuliah di FKG Universitas Jember; Narendra Rahmaddwinta (Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang); dan Alesha T. Leksono (Kelompok Bermain Aisyiyah PPI Gresik). (Tiko).