DPC FSP LEM SPSI kabupaten Gresik mengadakan bakti sosial bagi penyintas banjir di kecamatan Cerme. Selasa (28/2/2023). Kegiatan ini berupa bersih-bersih rumah dan pembagian sembako.
Kegiatan difokuskan di 3 desa diantaranya desa Tambakberas, dusun Tugu desa Jono dan desa Pandu.
Ketua kegiatan, Nur Yatim mengatakan, kegiatan bersih-bersih rumah warga pasca banjir merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan warga.
“Dari assessment kami di lapangan ternyata banyak keluhan warga pasca banjir terkait dengan pembersihan rumah mereka akibat sisa lumpur yang ada, maka kami putuskan untuk melakukan kegiatan bersih-bersih rumah warga,” ujar Yatim yang juga karyawan perusahaan manufaktur di Gresik.
Yatim bersama 12 anggotanya membersihkan beberapa rumah warga yang masih ada airnya dan berlumpur dengan sapu lidi yang sudah disiapkan sebelumnya.
Nur Fadilah (30), satu diantara penyintas banjir dari dusun Tugu desa Jono yang rumahnya dibersihkan oleh relawan DPC FSP LEM SPSI kabupaten Gresik mengaku senang, karena di dalam rumah hanya ada suami dan orang tua yang sudah tua sehingga kegiatan bersih-bersih rumah pasca banjir oleh relawan sangat membantu.
“Terima kasih rumah saya telah dibersihkan oleh bapak-bapak dari serikat buruh, semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan oleh yang lain dan penyintas banjir bisa terbantu usai rumahnya digenangi air banjir dan berlumpur,” ujar Fadilah sambil menggendong anak.
Karena menurut Fadilah pekerjaan yang paling memberatkan pasca banjir adalah membersihkan lumpur yang ada di dalam rumah.
“Kalau banjirnya sudah surut kita disibukkan dengan bersih-bersih Lumpur yang menempel di dinding dan lantai dan kita sangat butuh bantuan relawan,” pinta Fadilah.
Sementara itu, Ketua DPC FSP LEM SPSI kabupaten Gresik Imam Saifudin mengatakan bahwa kegiatan bakti sosial bagi penyintas banjir di kecamatan Cerme merupakan agenda yang sudah terprogramkan untuk respon bencana di Jawa Timur.
Selain respon bencana banjir DPC FSP LEM SPSI kabupaten Gresik juga merespon bencana-bencana lainnya diantaranya erupsi Semeru dan gempa Cianjur.
“Bencana yang terjadi secara langsung atau tidak langsung jelas berefek pada anggota serikat pekerja, apalagi mereka yang tinggalnya berada di lokasi bencana, jelas terganggu .” Ujar Imam yang juga pendiri Rumah Buruh Gresik.
Serikat pekerja berusaha meringankan beban mereka karena mereka kami anggap sebagai saudara, keluarga besar pekerja atau buruh.
Sementara itu ketinggian air di beberapa desa di kecamatan cerme masih berkisar 20 hingga 45 cm. (Tik)