Kabargresik_ Ratusan karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang tergabung Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) menggelar demo di pos utama Gedung Semen Indonesia Jl Veteran Gresik, Jumat (14/11). mereka menuntut mundur Dirut Dwi Soetjipto.
Aksi dilakukan sekitar pukul 13.15 WIB. Mereka yang ikut aksi adalah perwakilan perusahaan PT Semen Gresik di Tuban dengan lima bus. Sebagian besar karyawan yang bertugas di Gresik juga ikut turun jalan.
Bukan hanya orasi, massa SKSI juga membeber ratusan spanduk bertuliskan, diantaranya Stop Efesiensi Abal-abal, Stop KKN, Jangan Peras Keringat Kami Hanya untuk Menuruti Nafsu Pribadi, dan Dirut Mundur.
Di sela aksi Ketua SKSI Adityo Sugeng membacakan sepuluh tuntutan yang dirumuskan saat pertemuan akbar di Pusat Penelitihan Semen (PPS). Selain menuntut mundur Dirut Dwi Soetjipto, mereka juga menuntut perbaikan kesejahteraan karyawan yang adil dan transparan. Mereka menolak segala macam bentuk efesiensi abal-abal yang mengurangi kesejahteraan karyawan.
“Ketiga selamatkan aset bangsa, saatnya revolusi mental di PT Semen Indonesia. Terus SKSI meminta selamatkan keberlangsungan operasional pabrik Tuban,” ujar dia.
Adityo Sugeng, menolak segala macam gebyar tahun baru, celebration night dan perayaan sejenisnya. Menolak segala bentuk macam pencitraan untuk kepentingan pribadi.
Selain itu, Adityo menambahkan, ada keterlibatan serikat untuk pengambilan kebijakan strategis, stop kebijakan yang tidak pro karyawan, menuntut manajemen tepati janji dan terakhir dirut mundur.
“Untuk lebih jelasnya, kami minta dikonfirmasi langsung manajemen. Yang pasti kami melakukan aksi karena memang ada persoalan. Dan persoalannya yang melatar-belakangi adalah sepuluh tuntutan kami,” tukas dia.
Adityo menambahkan, bila tuntutan mundur Dirut Dwi Soetjipto tidak segera direalisasikan, maka pihaknya akan mengerahkan massa yang lebih besar. Karena tuntutan mundur merupakan harga mati.
“Meski kami melakukan aksi, kami berkomitmen bahwa produksi tetap jalan, aksi merupakan kegiatan yang tertib dan tidak boleh anarkhis,” tegas dia.
Menyikapi hal itu, Sekretaris Perusahaan PT SI Agung Wiharta menyatakan, bila manajemen sangat menghargai aksi yang dilakukan SKSI. Karena antara SKSI dengan manajemen sebenarnya sama-sama ingin perusahaan terus membaik. Hanya, perlu dilakukan komunikasi untuk berdialog sehingga ada titik temu.
“Tidak mengganggu operasional pabrik. Termasuk kondisi pabrik Tuban tetap beroperasional,” tukasnya.
Terkait tuntutan Dirut Dwi Soetjipto mundur, Agung menyebut, bahwa prosesnya tetap dilakukan melalui RUPS pemegang saham. Bahkan, kondisinya perlu dilakukan dialog dengan pihak SKSI supaya ada jalan untuk memperbaiki kinerja.
“Hanya aksi yang dilakukan SKSI jelas akan berpengaruh terhadap nilai saham perusahaan. Cuman berapa-berapanya kami belum tahu. Tapi yang pasti tetap berpengaruh untuk harga sama di bursa,” pungkas Agung.(sik)
Editor: sutikhon