kabargresik_ Selang oksigen dan infus masih menempel ditubuh Muhammad Gathfan Habibi, anak 5 tahun ini kini mengalami koma ruang ICU RSUD Ibnu Sina Gresik setelah menjalani operasi pengangkatan tumor di Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Nyai Ageng Pinatih Gresik. Habibi koma diduga mengalami malpraktik.
Kejadian ini bermula saat balita dari pasangan Pitono dengan Setiyawati warga desa Sumber Rt 4 Rw 2 Kebomas Gresik mengaku kesakitan pada paha atas kanan. Oleh orang tuanya, Habibi yang masih duduk di kelas B TK Bhakti 5 Gresik Kota Baru akhirnya diperiksakan di poli anak RSUD Ibnu Sina Gresik pada tanggal 7 April 2014. Dari hasil yang didapatkan melalui uji laboratorium, paha Habibi dinyatakan ada spindle tumor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Orang tua Habibi tidak langsung mengobati anaknya, tapi masih menunggu reaksi atas penyakit tersebut. Namun saat Pitono jalan -jalan di jalan Panglima Sudirman Gresik, dia melihat ada praktik dokter bedah Yanuar Sham, pada 24 Desember 2014 orang tua Habibi melakukan konsultasi dengan dokter Yanuar Sham. Dari hasil konsultasi, disimpulkan Habibi harus dioperasi.
Dokter Yanuar Sham menyarankan untuk operasi di rumah sakit RSIB Nyai Ageng Pinatih. “Saat itu dokter Yanuar menyarakan untuk di Pinatih, karena dia sudah biasa disana,” ujar Pitono dengan pandangan kosong.
Sebenarnya Pitono meminta operasi dilakukan di RS Semen Gresik atau di RS Petrokimia Gresik, namun menurut pengakuan Pitono, dokter Yanuar tidak punya jadwal praktik di kedua rumah sakit tersebut.
Pada 2 Januari 2015 Habibi masuk ke rumah sakit Nyi Ageng Pinatih pada pukul 11.00 Wib, namun operasi dilakukan pada pukul 14.00 Wib. Operasi berjalan hingga satu jam sehingga pukul 15.00 Wib Habibi sudah keluar dari ruang operasi.
Menurut Pitono, anaknya tidak langsung dibawah ke kamar rawat inap, tapi diletakkan dilorong ruangan.
Sementara itu ibu Habibi, Setyawati hanya bisa melihat sang anak dari kejahuan karena tidak diperkenankan untuk mendekat. Karen tidak tega melihat anaknya tergeletak sendirian, Setiyawati akhirnya nekat mendekati anaknya.
Setiyawati terkejut melihat tangan anaknya membiru, Setiyawati akhirnya teriak-teriak meminta tolong. Akhirnya anaknya dibawah ke ruang observasi untuk dilakukan tindakan medis.
Hingga larut malam keadaan Habibi tidak membaik, akhirnya diputuskan untuk dibawah ke RSUD Ibnu Sina Gresik pada pukul 3 dini hari. Habibi langsung dimasukkan di ruang ICU.
Kini Habibi sudah mengalami koma 40 hari lebih, orang tua Habibi tidak putus asah, segala upaya telah dilakukan untuk kesembuhan anaknya.
Keluarga Habibi kini didampingi pengacara Dewi Murniati untuk melakukan pendampingan aspek hukum atas derita anaknya.
Dewi Murniati menduga pihak rumah sakit Nyai Ageng Pinatih melakukan malpraktik sehingga pasien Habibi mengalami koma.
“Kami menduga pihak rumah sakit Pinatih melakukan malpraktik, izin rumah sakit disitu kan rumah sakit khusus Ibu dan Anak, kenapa berani menangani operasi tumor,” kata Dewi sambil terheran-heran atas tindakan rumah sakit.
Pihak RSUD Ibnu Sina melalui Wakil Direktur dr Harita mengatakan, bila memang di ICU ada pasien rujukan RSIA Nyai Ageng Pinatih yang mengalami koma. Dari dirujuk hingga saat ini sekitar 45 hari belum juga bangun. Namun, pihaknya tidak mempunyai kewenangan memberi-tahukan rekam medisnya.
“Yang berwenang itu adalah dokter yang menangani. Hanya memang ada pasien yang mengalami koma dan sudah lama,” tukasnya.
Sementara itu, pihak RSIA Nyai Ageng Pinatih yang diikonfirmasi menolak untuk memberikan tanggapan. Direktur RSIA Nyai Ageng Pinatih dr Achmad Zayadi yang dikonfirmasi melalui ponsel dan SMS tidak menjawab. Bahkan, saat ditemui dikantornya Jalan KH Abdul Karim Terate menolak menemui.
“Bapak sedang rapat. Mohon tinggalkan nomor ponselnya, nanti bapak yang menghubungi sendiri,” kata Sekar, staf resepsionis RSIA Nyai Ageng Pinatih.(tik)
Editor: sutikhon
Berita terkait: http://gresik.kabarbaru.com/rsia-pinatih-bantah-lakukan-malpraktik/