Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto melaunching Desa Sidomulyo Kecamatan Sidayu sebagai Desa berwawasan Pendidikan, Rabu (26/9).
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita dipintu masuk ruang informasi pendidikan yang terletak di kantor desa. Selain itu, penobatan desa Sidomulyo sebagai Desa berwawasan pendidikan juga ditandai dengan penombolan sirine. Sirine yang ditombol Bupati memang khas, selain berbunyi ala sirine pada umumnya. Sirine yang dihubungkan dengan loudspeker atap yang stelah sirine berbunyi berkumandanglah suara doa akan belajar.
Menurut Agung Sudafid warga setempat, sirine itu sebagai tanda awal belajar yang biasa berbunyi mulai jam 18.00 wib.”kalau dengar sirine itu, semua tv yang ada didesa harus dimatikan lalu diikuti oleh seluruh pelajar yang ada di desa itu memulai belajar”. Masih menurut Agung Sudafid yang kini tercatat sebagai mahasiswa Universitas Qomaruddin, “orang disini sadar, saat dengar sirine serta merta mematikan TV. Bahkan anak yang ada diluarpun segera masuk rumah untuk memulai belajar” katanya.
Pengakuan Agung Sudafid ini juga diperkuat oleh pernyataan tokoh masyarakat desa setempat, Ali Affandi. Menurutnya, Penduduk Desa Sidomulyo yang menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata 1 sebanyak 151 orang, dan 11 diantaranya telah menyelesaikan pendidikan Megister dari jumlah penduduk sebanyak 967 orang. “Disini tidak ada buta huruf”. Tegasnya.
Pendidikan di desa Sidomulyo sudah menjadi budaya. Diantara para senior saling membantu yuniornya dengan memberikan les-les dan bantuan belajar. Tak hanya itu, pihak desa juga menyiapkan dengan menyediakan area hotspot dibeberapa tempat serta menyediakan informasi pendidikan dengan perangkat TI yang memadai.
Dengan dijadikannya desa Sidomulyo menjadi desa berwawasan pendidikan, maka pengurus desa setempat telah menyiapkan aturan sedemikian rupa. Misalnya aturan-aturan berupa perdes untuk menguatkan peran serta masyarakat terkait penunjukan desa Sidomulyo sebagai Desa berwawasan pendidikan. Menurut Khabib, kades setempat. Kami telah mengatur misalnya membuat jadwal jam wajib belajar mulai jam 18.00 – 20.00.
Pada jam tersebut kami menghimbau agar rumah tangga serta warung-warung yang buka diharap mematikan TV. Juga larangan untuk pelajar desa tersebut untuk keluar rumah kecuali les dan kursus” katanya. Untuk mendukung kebijakan tersebut kades setempat sudah menjadwal masyarakat desa untuk menjadi Satgas sukses belajar. “satgas ini yang berkeliling desa untuk menertibkan”ujar Khabib.
Melihat kenyataan ini Bupati Gresik sangat mendukung upaya Dewan Pendidikan Gresik yang menjadikan Desa Sidomulyo sebagai Pilot Project Desa berwawasan Pendidikan. “kami berharap agar desa ini menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di Gresik atau di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Bahkan Bupati berjanji untuk menyiapkan anggaran pada TA 2013 untuk Desa berwawasan pendidikan ini sesuai yang diusulkan oleh ketua Dewan Pendidikan Drs. KH. Ach. Fathoni AS saat memberi sambutan. (sdm)