Wakil bupati Gresik Aminatun Habibah mengunjungi rumah petak di Jl RA Kartini Gang 8 yang di tempati Siti Marfuah.
Siti Marfuah merupakan satu dari 120 nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekar yang sekarang berhimpun untuk mencari solusi akibat terlilit hutang bank kredit harian (Bank titil).
Bersama puluhan ibu-ibu, Wakil Bupati Gresik berdialog dan menerima keluhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya berterima kasih bisa berdialog dengan ibu-ibu, karena saya masih 1 minggu menjabat, jadi akan saya konsultasikan dengan pak bupati dan kepala dinas, biar tidak salah langkah, karena saya juga masih belajar” Ujar Bu Min, panggilan akrap Aminatun Habibah. Jumat (5/3/2021).
Bu Min akan mencari jalan yang cepat dan tepat terkait data yang valid keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Gresik.
“Saya ingin data UMKM itu valid, bisa jadi saya akan menggunakan data yang langsung dihimpun masyarakat, biar tidak ada lagi data UMKM abal-abal yang terima bantuan” Tegas Bu Min.
Pernyataan ini disampaikan setelah menerima data UMKM yang valid namun tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Data diberikan oleh nasabah Mekar yang saat ini anggotanya terlilit banyak hutang akibat usahanya macet dan dikejar-kejar rentenir.
Rina Damayanti pendamping ibu-ibu yang punya masalah dengan rentenir mengatakan bahwa ibu-ibu yang kebanyakan bisnis makanan ini rata-rata punya tunggakan lebih dari satu lembaga keuangan.
“Mereka kebanyakan terlilit hutang lebih dari 2 bank terutama bank dengan angsuran harian” Jelas Rina usai berdialog dengan Bu Min.
Rina menyebut kalau ibu-ibu yang didampinginya ada yang tiap hari harus membayar cicilan hingga Rp 300.000 per hari.
“Mereka ini benar-benar tidak berdaya, bahkan karena bunga berbunga ada lho yang cicilan hariannya sampai 300 ribu dan ada yang sampai depresi” Terang Rina yang juga aktif di sosial media. (Tik)