kabargresik.com – Suyatno, kakek berusia 57 tahun ini dulunya adalah pekerja keras, hampir hari-harinya dilalui dengan bekerja. Entah nasib apa jika seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta tidak memperkenalkan dirinya dengan BPJS Kesehatan.
Siapa yang menyangka seseorang yang dulunya pekerja keras sebagai tulang punggung keluarga harus berdiam diri di rumah, dan hanya melakukan kerja-kerja ringan. Tentu membuat Suyanto merasa keberatan, tapi apa boleh buat kalau dirinya harus benar-benar istirahat total dari pekerjaan sebelumnya. Ya kini ia hanya tinggal di rumah saja, setelah dokter memvonis dirinya sebagai penderita diabetes.
Kakek yang dulunya bekerja di pembuatan Box mobil di Surabaya ini mengaku berhenti bekerja sejak tahun 2012 silam, setelah penyakitnya tidak bisa berkawan dengan dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk biaya berobat saja, saya harus jual rumah, mobil-mobil sudah saya jual, kekayaan saya habis ludes sebab mahalnya biaya kesehatan. Akhir-akhir ini malah lari ke ginjal, terus ke hati, makanya saya tidak mau resiko. Diabet itu penyakit bisa menjalar ke mana-mana.” keluh kakek kelahiran 1959 itu, Rabo (19/10/2016).
“Saya disarankan sama dokter ikut BPJS Kesehatan, akhirnya saya mendaftar sebagai peserta mandiri BPJS Kesehatan. Kalau saya berobat dengan status pasien umum biasanya satu minggu obatnya saja kisaran tuju ratus ribu sampai sejuta,” tambah Suyatno yang mendaftarkan dirinya di kelas tiga itu.
Bagi penderita diabetes seperti dirinya ia baru sadar, berapa banyak biaya yang dikeluarkan kalau dirinya tiba-tiba terkena sakit lagi. Semua kekayaan hasil kerja ludes terjual untuk melawan penyakitnya itu. Karena tidak mau mengambil resiko dirinya dan keluarganya segara mengurus BPJS Kesehatan sebagai tabungan kesehatan jika penyakitnya kambuh lagi.
“Namanya orang hidup kan tidak mengerti kapan yang maha kuasa memberikan rasa sakit itu, sebagai manusia hanya bisa bersiap-siap, maka dari itu progam jaminan kesehatan BPJS Kesehatan ini sangat membantu orang-orang seperti saya, yang tidak mampu bekerja lagi,” katanya dengan nada mengeluh.
Sekarang dirinya tidak akan kuatir jika ia tiba-tiba harus berobat di Rumah Sakit atau sekedar periksa dokter untuk konsultasi berkaitan penyakitnya, sebab ia sudah mendaftarkan dirinya ke BPJS Kesehatan Gresik. “Kalau saya punya uang lebih, saya langsung bayar iuran BPJS Kesehatan untuk 2-6 bulan berikutnya sekaligus, karena saya takut kalau tidak punya uang, kan sudah tidak bekerja lagi,” pungkasnya ketika ditemui kabargresik.com di rumahnya.
Ia juga sudah mulai menganjurkan kepada tetangganya pentingnya mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan, ia tidak mau kalau ada orang lain yang bernasib sama dengan dirinya. Tiba-tiba miskin mendadak hanya gara-gara penyakit yang dideritanya. “Saya ngomong sama istri sama tetangga, dan mencoba memahamkan pada mereka. Kan orang memandang tidak mau mengurus BPJS Kesehatan karena ribet, karena belum mengerti manfaatnya BPJS Kesehatan,” katanya menjelaskan.
Suyatno yang tinggal di Desa Gempol Kurung Kecamatan Menganti itu setiap harinya hanya memelihara ayam, dan menjualnya jika ada yang minat dengan ayamnya, ia sangat berterimakasih kepada BPJS Kesehatan karena merasa sudah dibantu. Bagi seorang kakek yang tidak mampu lagi bekerja seperti semula, BPJS Kesehatan adalah satu-satunya harapan yang bisa diandalkan jika ia membutuhkan sewaktu-waktu.
“Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada BPJS Kesehatan Gresik, pelayananya juga bagus saya sangat puas. Mengenai pelayanan kelas, soal obat tidak ada pembeda, cuman yang membedakan hanya pada layanan kamar sesuai haknya,” katanya sambil tersenyum.
Ditanya soal saran untuk BPJS Kesehatan, Suryanto menilai kalau sejauh ini baik-baik saja, Cuma pernah sekali waktu menjumpai apotik rumah sakit yang kehabisan obat. Melihat hal ini, Patria selaku staf hukum dan komunikasi publik dari BPJS Kesehatan Cabang Gresik memberikan solusi agar Kakek Suyatno dapat menghubungi petugas BPJS Kesehatan yang bertugas di rumah sakit tersebut.
“Setiap rumah sakit yang bekerja sama dengan kami memiliki PIC dari BPJS Kesehatan untuk menangani permasalahan yang terjadi di rumah sakit, sehingga apabila kejadian tersebut terulang petugas BPJS Kesehatan di rumah sakit dapat memberikan solusi pasti kepada peserta” tutup pria 23 tahun tersebut. (ADV/aam/k1)