kabargresik.com – Baznas Kabupaten Lumajang dan Baznas Kabupaten Pamekasan melakukan study banding ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Gresik. Mereka datang ke Gresik untuk melihat lebih dekat program kampung ternak Baznas Gresik yang serta pengelolaan zakat di Kabupaten Gresik yang sukses.
Para ketua dan pengurus institusi pengumpul zakat dari dua kabupaten di Jawa Timur itu diterima oleh Penasehat Baznas Gresik Dr. Mohammad Qosim dan Ketua Abdul Munif di Aula kantor Baznas Gresik, Selasa (22/1/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat memberikan sambutan, Wabup Qosim menjelaskan bahwa sukses Baznas Gresik tak lepas dari kebersamaan seluruh elemen di Pemkab Gresik serta peran Bupati dan Wakil Bupati Gresik dalam setiap kebijakan.
“Hal itu penting mengingat peran Bupati dan wakil Bupati tak hanya memerintah untuk tapi juga memberikan contoh. Misalnya saja dalam kebijakan zakat profesi, Bupati dan wakil Bupati memberikan zakat lebih diantara yang lain” kata Qosim.
Menurut Qosim, Baznas Gresik menerima zakat profesi rata-rata Rp. 400 juta setiap bulan, dan jumlahnya selalu meningkat pada setiap bulannya.
Qosim juga menanggapi pertanyaan para ketua Baznas dari 2 Kabupaten tersebut, KH. M. Fadli Ghazali misalnya yang menyatakan pihaknya masih baru di Baznas, bagaimana cara meyakinkan Bupati dan wakil Bupatinya. Senada hal itu juga ditanyakan oleh Ketua Baznas Lumajang, H. Atok Hasan Sanusi.
Wabup Qosim meminta agar keduanya untuk melakukan pendekatan lebih kepada Bupatinya dan harus pandai mencari sela yang baik untuk bisa bertemu dan berbicara dari hati kehati.
“Di Gresik, Baznas merupakan partner Pemerintah dalam pemberian bantuan social. Setiap Bupati dan Wakil Bupati mengadakan kegiatan di suatu daerah, Baznas Gresik selalu menyertai dengan memberikan santunan kepada Yatim piatu dan kaum dhuafa. Baznas juga sering membantu kami untuk menyantuni fakir miskin yang sedang kesulitan misalnya tengah sakit dan tidak ada biaya berobat” katanya.
Sementara Ketua Baznas Gresik Abdul Munif menjelaskan tentang program kampung ternak yang tengah menasional yang juga ditanyakan oleh mereka. Program ini juga diapresiasi oleh Ketua Baznas Pusat, Bambang Sudibyo yang pernah datang langsung ke Gresik.
Ada 8 kandang ternak yang telah dibangun Baznas Gresik baik itu untuk masyarakat desa maupun pondok pesantren. Masing-masing ada di Desa Kertosono Sidayu, Desa Wedani Cerme, Desa Sukorejo Bungah, Desa Petung Panceng, Desa Ketanen Panceng, Desa Kesambenkulon Wringinanom, Desa Tiremenggal Dukun dan Desa Banyuurip Kedamean.
“Yang terbesar dan akan kita kunjungi bersama nanti ada di desa Kertosono Sidayu. Disana ada 3 kandang dengan jumlah kambing 161 ekor yang dimanfaatkan oleh 24 orang mustahiq. Tiap mustahiq menerima 4 ekor kambing yaitu 3 ekor betina dan seekor jantan. Padahal awalnya hanya 40 ekor” katanya.
Masih menurut Abdul Munif, dengan adanya program kampung ternak Baznas Gresik ini. Pihaknya kebanjiran tamu dari Baznas seluruh Indonesia. Terhitung sejak program kampung ternak ini diluncurkan yaitu tahun 2018. Sudah ada 10 Baznas Kabupaten maupun Propinsi yang sudah berkunjung ke Baznas Gresik. (Tik)