Muhammadiyah Ajak Elemen Masyarakat Bantu Warga Terdampak Banjir GRESIK – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik mengajak semua eleman masyarakat untuk bekerja sama guna meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana banjir yang kini melanda sejumlah desa di Kec, Benjeng, Balongpanggang, dan Cerme, Gresik.
Di sisi lain, PDM juga minta Pemkab Gresik untuk lebih sigap dalam mencari solusi, termasuk antisipasi dampak ikutannya yang langsung menghantam sektor perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, apalagi di masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
“Selama ini, dan saat ini juga Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik melalui MDMC dan Lazismu selalu hadir di tengah masyarakat yang terdampak banjir. Karena itu, kami mengajak semua elemen kekuatan masyarakat untuk bekerja sama dengan menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan mendesak masyarakat,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Taufiqulloh A. Ahmady, saat dihubungi, Senin (14/12/2020) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan, sejak Minggu (13/12/2020) Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang dikoordinasi oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lazismu telah mendidikan posko dan dapur umum di perguruan Muhammadiyah Benjeng. Diharapkan, aksi serupa diikuti juga oleh elemen masyarakat lainnya, termasuk Pemkab Gresik.
Secara khusus ia juga memompa semangat personel AMM agar tak pernah merasa bosan dan lelah untuk membaktikan diri dalam bentuk kepedulian kepada masyarakat yang terdampak banjir. Dengan cara itu, lanjut Taufiq, beban warga bisa menjadi ringan.
“Wahai Angkatan Muda Muhammadiyah Gresik, jangan bosan dan jangan lelah untuk tetap peduli pada masyarakat yang terdampak banjir. Semangat memberi tetap kita kawal agar beban masyarakat teringankan,” ujarnya memberikan semangat.
Sementara Sekretaris PDM Gresik, Sarwo Edy, menambahkan, menyikapi banjir tahunan ini, Pemkab Gresik dan para pihak yang berkompeten mengatasi banjir Kali Lamong, perlu melakukan kajian komprehensif dengan melibatkan para ahli. Kajian menyeluruh perlu dilakukan untuk merumuskan solusi yang pas terhadap banjir musiman ini.
Selain itu, pemihakan anggaran pembangunan Gresik untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan penanggulangan banjir perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah, khususnya Pemkab Gresik. Sebab, selama ini penanganan banjir Kali Lamong belum pernah tuntas dan cenderung saling lempar tanggung jawab antar-instansi pemerintah.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur mestinya bisa mengkoordinasikan beberapa kabupaten, misalnya Mojokerto, Gresik, dan Kota Surabaya yang wilayahnya dilalui Kali Lamong,” ujarnya.
Ia juga berharap, pemerintah perlu lebih sigap dalam mencari solusi, termasuk antisipasi dampak penyertanya, seperti sektor perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, utamanya saat pandemi Covid-19 yang hingga kini belum berakhir.
“Penting juga pemerintah mengkonsolidasikan penanganan banjir dengan berbagai organisasi masyarakat yang ada, misalnya Muhammadiyah dengan MDMC-nya dan elemen masyarakat lainnya, agar penanganan darurat tercapai dengan efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Sementara pantauan di lapangan, hingga Senin (14/12/2020) sore, luapan banjir di sejumlah di desa di Kec. Benjeng belum menunjukkan tanda-tanda surut, bahkan makin meluas. Warga merasa cemas jika banjir makin membesar dan merendam desa mereka.
“Kami mohon ada bantuan dari pemerintah Kabuopaten Gresik atau dari mana saja karena luapan banjir sepertinya tambah besar. Warga sudah banyak yang ngungsi ke tetangga atau saudara yang lokasi rumahnya masih aman,” ujar Rahman, warga yang rumahnya mulai tergenangi banjir. (*)