Pelayanan perusahan daerah plat merah PDAM Giri Tirta masih juga belum maksimal walau sudah disuntik dana berkali-kali. Malah masalahnya semakin komplek. Mulai dari air yang diterima keruh, hingga tak mendapat aliran air sama sekali.
Misalnya, di Perum Pondok Permata Suci (PPS) 2, Kecamatan Manyar. Sudah tiga pekan warga disana tidak teraliri air dari PDAM.
Warga pun harus mengeluarkan uang untuk membeli air tangkian. Dalam satu kibik air hanya bisa digunakan selama 3 hari. Untuk keperluan mencuci, masak dan mandi.
“Perkibiknya Rp 40 ribu, kalau ditotal sampai sekarang lebih dari 5 kibik saya membeli air,” kata Aprilia, warga PPS 2, Kamis (4/2/2021).
Dia menyebutkan, sebelumnya warga memang mendapat informasi himbauang dari PDAM Giri Tirta bahwa ada gangguan distribusi jalur pipa arah Manyar pada 22 Januari 2021 lalu. Janjinya estimasi perbaikan selama 2×24 jam.
Faktanya, sampai sekarang palanggan tidak teraliri air PDAM sama sekali. Sementara warga harus membayar terus tagihan bulanan.
“Janjinya tenyata omong kosong. Kami berharap, sebagai pelanggan air mengalir lancar,” harapnya.
Nasib sama dirasakan Agung, dirinya setiap bulan membayar tagihan PDAM, namun air tidak keluar. Hampir sebulan.
“Bisa dihitung sendiri berapa pengeluaran untuk membeli air, selama air mati hampir satu bulan,” keluhnya.
Pihaknya berharap, ada kompensasi kepada pelanggan PDAM yang tidak teraliri air. “Ibarat kami beli barang, sudah bayar tapi tidak ada barangnya,” pungkasnya.
Sementar itu Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir menyebutkan, penyertaan modal untuk PDAM Giri Tirta tahun 2019 sebesar Rp 25 miliar. Harapannya, tidak ada keluhan lagi.
“Ternyata belum bisa menjawab keluhan masyarakat. Mulai dari kualitas air hingga masalah mampet,” katanya, Jumat (5/2/2021).
Tahun ini ada ada tambahan Rp 10 Miliar untuk perbaikan jaringan air yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang nantinya dihibahkan ke PDAM.
Pihaknya berharap perbaikan jaringan itu dipercepat dan difokuskan untuk menuntaskan masalah air yang ada di wilayah perkotaan dan daerah lain.
“Pelayaan PDAM sudah sangat parah dan buruk, kasihan masyarakat,” imbuh politisi muda PKB tersebut.
Syahrul meminta manajemen harus profesional dan komitmen. Jangan malah ingin membuka pelanggan baru, sementara pelanggan lama tidak terlayani dengan baik. Kualitas air juga buruk.
“Ini kedzoliman, mereka harus bayar tagihan sedangkan air tak kunjung keluar,” pungkasnya. (tik)