Kabargresik.com – suasana tegang terjadi ketika Bupati Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto membacakan puisi perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Kala itu dua orang pengawal terlibat pertengkaran hingga terjadi baku tembak dan berakibat keduanya saling terbunuh.
Namun baku tembak tersebut adalah salah satu adegan teaterikal yang diperankan oleh dua orang ajudan sebagai sosok pejuang zaman dahulu. Teaterikal yang ditampilkan itu menggambarkan suatu perpecahan yang ditimbulkan akibat hasutan dan fitnah para penjajah. Akibat fitnah itulah dua orang pejuang saling tembak hingga keduanya terbunuh.
Pembacaan puisi pun berlanjut, dengan tangan mengepal dan suara lantangnya Bupati Sambari membacakan penggal demi penggal kata-kata pengobar semangat. “Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar dengan tekad merdeka atau mati.
merdeka….merdeka….merdeka,” ujar Bupati lantang saat membacakan penggalan puisinya.
“Oleh sebab itu kita sebagai bangsa Indonesia yang kini sudah merdeka, jangan mudah dihasut dan diperdaya Karena hal itu dapat berakibat pada perpecahan kerukunan,” lanjutnya.
Keseruan tersebut baru pertama kali terjadi pada malam resepsi yang merupakan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik di gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro, Kamis malam (17/07/2017).
Nampak Bupati Gresik Dr. H. Sambari Halim Radianto dengan pendampingnya Dr. H. Moh. Qosim yang merupakan Wakil Bupati Gresik dan seluruh Kepala OPD serta jajaran pegawai di lingkungan pemerintah kabupaten Gresik kompak memakai pakaian layaknya pejuang (pahlawan kemerdekaan) lengkap dengan aksesoris.
Seperti halnya yang melekat pada Bupati Sambari, beliau memakai seragam cokelat lengkap dengan helm serta pistol yang melekat di pinggangnya. Sementara itu Wakil Bupati Moh. Qosim berpakaian layaknya Imam Bonjol yang kental dengan nuansa religious lengkap dengan pedangnya.
Bupati Sambari menuturkan, pakaian yang dikenakan seluruh jajaran pemkab Gresik itu sebagai wujud untuk merawat rasa nasionalisme. Sekaligus untuk mengenang bahwa perebutan kemerdekaan dari penjajah 72 tahun silam itu tidaklah mudah.
“Kami suguhkan sesuatu yang berbeda di malam resepsei perayaan kemerdekaan RI (Republik Indonesia) tahun ini. Tidak hanya saya dan wakil bupati yang memakai pakaian pejuang kemerdekaan. Tetapi semua pegawai juga memakainya. Ini adalah salah satu wujud rasa nasionalisme kami semua,” kata Bupati Sambari.
Selain itu, Bupati juga mengajak seluruh elemen masyarakat kabupaten Gresik untuk memaknai kemerdekaan Indonesia, yakni bersama-sama mengisi kemerdekaan dengan karya dan pembangunan-pembangunan untuk menuju Gresik semakin baik.
Sementara itu Wakil Bupati Dr. H. Moh. Qosim mengatakan bahwa dengan semangat kemerdekaan RI ini hendaknya dijadikan momentum untuk motivasi dan meningkatkan kerjasama dalam berkinerja seluruh pegawai di lingkungan pemerintah kabupaten Gresik dalam memberikan pelayanan terbaik di masyarakat agar kesejahteraan masyarakat dapat terus ditingkatkan.
“Semoga momentum HUT Kemerdekaan RI ke 72 tahun ini menjadi spirit bagi kita semua khususnya seluruh komponen masyarakat kabupaten Gresik untuk bersama-sama bergotong royong membangun Gresik menjadi lebih baik,” pungkas Wabup.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Forkopimda, para Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan orang tuanya. Acara ditutup dengan menanyikan lagu Sepasang Mata Bola yang dibawakan langsung oleh jajaran Forkopimda. (Tik)