Kabargresik.com – Jalan berdebu yang berada di jalan nasional Deandles, Desa Betoyo, Kecamatan Manyar semakin merugikan warga sekitar, selain banyak warga yang mengeluhkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan), kegiatan perekonomian disekitar bekas jeglogan sewu itupun ikut lumpuh.
ADVERTISEMENT
![ads](https://www.kabargresik.com/wp-content/uploads/2024/12/iklan-jual-rumah_480X600.jpg)
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti yang dikeluhkan Karno (45), warga Betoyo yang sehari-hari berjualan bibit bandeng itu merugi jutaan rupiah karena tidak ada pembeli. “Sejak adanya debu dua bulan yang lalu, pelanggan mulai tidak ada dan karena debu sangat banyak terpaksa toko saya tutup, alhasil merugi jutaan rupiah” katanya
Dari pantauan kabargresik.com beberapa usaha (toko) yang berada disisi jalan berdebu itu tutup, seperti warung, rumah makan, toko kelontong, toko bangunan hingga toko pembibitan ikan dan udang.
Karno menambahkan, selain dirinya, beberapa warga yang juga membuka usaha disekitar jalan beredebu itu gulung tikar. “Selain saya, beberapa warga yang membuka toko disekitar jalan betoyo itu tutup” tandas pria empat puluh lima tahun itu.
Senada dengan Karno, Astutik pemilik warung kopi yang berada di sisi kiri jalan Desa Betoyo itupun tutup karena pelanggannya tidak nyaman karena debu bertebaran. “Pelanggan tidak nyaman, banyak debu. Alhasil tutup sementara” lanjutnya.
Diketahui, jalan nasional Deandles yang menghubungkan Surabaya-Tuban itu rusak parah pasca di tutup dengan pasir batu (Sirtu). selain berdebu ketika cuaca panas, jalan Deandles Betoyo Kecamatan Manyar itupun berlumpur ketika hujan.
Dinas PU sebenarnya sudah melakukan upaya untuk penyiraman, namun itupun tidak merata, dari beberapakali pantauan lapangan penyiraman jalan yang dilakukan dengan menggunakan mobil tangki hanya mengambil titik tengah saja yang diperkirakan hanya berjaran 150 meter, sisanya tidak dilakukan penyiraman. (Akmal/k1)