kabargresik_ Untuk kedua kalinya penobatan Prabu Satmoto (Sunan Giri) direkontruksi kembali. Pagelaran Drama kolosal untuk yang kedua kalinya ini merupakan rangkaian peringatan HUT Pemkab Gresik ke 39 dan hari jadi kota Gresik ke 526. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto nguri-uri kembali sejarah Gresik. Kali ini Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Gresik berupaya menghidupkan kembali tokoh-tokoh pendiri Gresik pada masa 526 tahun yang lalu. Prosesi penobatan Prabu Satmoto (Sunan Giri) yang dulu itu diulang kembali di Situs Giri Kedaton, pada hari ini tepat Hari Jadi kota Gresik ke 526, Sabtu (9/3).
Perhelatan yang merupakan drama kolosal ini mengikutsertakan Muspida, tokoh masyarakat dan semua pejabat Pemkab Gresik dan masyarakat sekitar Giri Kedaton. Bak seorang Sutradara, KH. Muchtar Djamil mengatur segala sesuatunya mulai dari peyutradaraan, layout, properti, penentuan busana, sampai pada penulisan script serta narasi, semuanya dikerjakan oleh kyai yang juga ahli sejarah Gresik ini. Bahkan yang paling detiel tentang layout dan property, semuanya tak lepas dari tangan dingin Kyai Muchtar.
Dalam plot sejarah yang dibangun sesuai Setting yaitu prosesi penobatan Prabu Satmoto (Sunan Giri) pada 9 Maret 1487. Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto memerankan tokoh Sunan Giri, Wakil Bupati, Drs. Mohammad Qosim, M.Si memerankan Syeh Gerigis. Kedua tokoh ini mengenakan jubah berwarna putih dan surban putih untuk penutup kepala. Mereka juga mengalungkan kain surbanmasing-masing berwarna kuning gading dan putih. Sedangkan Sekda Ir. Moch Najib yang memerankan Syeh Kudjo memakai jubah warna hitam.
Setting acara dibikin seperti zaman awal kepemimpinan Sunan Giri. Wabup dan Sekda dalam perannya memakai (nyengkelit) keris didepan dan membawa tasbih. Tidak demikian dengan Bupati yang memerankan Sunan Giri. “Keris, tasbih dan tongkat diserahkan saat penobatan sebagai tanda telah resmi penobatan Joko Samudro (nama kecil Sunan Giri) menjadi Prabu Satmoto/Sunan Giri”jelas Muchtar Djamil.
Ketelitian seorang Muchtar Djamil sebagai sutradara memang patut diacungi jempol. Dia sangat teliti dalam mendiskripsikan ruang. Sebut saja tentang pemasangan penjor dan jumlahnya. Kyai Muchtar menentukan dimana penjor itu harus dipasang. Beliau mensyaratkan dilokasi Giri Kedaton hanya boleh dipasang hiasan penjor Janur. Hiasan Penjor Janur itu sebanyak 7 pasang. Tempatnyapun sudah ditentukan, yaitu ujung gang masuk Sunan Giri, Gang Masuk menuju Giri Kedaton, ujung tangga naik (masuk) bagian bawah, trap keluar (turun) masjid, ujung tangga turun (keluar) bagian atas dan bagian bawah, ujung gang keluar menuju Sunan Giri.
Tentang iring-iringan kereta kencana pada Cannaval prosesi kali ini. Tampak ada miniatur kapal yang bertuliskan Nyai Gede Pinatih. Kapal ini berjalan di depan kereta Bupati Gresik. Konon kapal ini merupakan miniatur kapal dagang milik Nyai Gede Pinatih ibunda Sunan Giri. Ditambahkan oleh Andy, peserta karnafal kali ini sekitar 100 kelompok. Selain rombongan Bupati, Muspida dan Karyawan Pemkab Gresik, terdaftar puluhan kelompok lain mulai dari kelompok kesenian, klub dan komunitas, sekolah dan pelajar, organisasi masyarakat, Perbankan, Perusahaan serta dari beberapa simpatisan dari luar daerah.(tik)
Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow