Kabargresik.com – Jalur Pantura Gresik kembali diportal karena kerusakan jalan semakin parah. Portal jalan ditempatkan di dekat jembatan Sembayat Manyar ini berlaku mulai Rabo (4/1/2017).
Setelah aksi blokade jalan dengan menggulingkan pipa gas PGN di tengah-tengah jalan pantura yang di lakukan warga Manyar kemarin (3/1), Pemkab Gresik bersama dinas terkait melaksanakan rapat terbatas dengan Dinas PU dan Dinas Perhubungan. Alhasil pembangunan portal jalan dan peraturan pembatasan kendaraan bermuatan berat yang melintasi jalan Deandles Manyar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti dikutip dari Suara Surabaya pada (3/1), Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengatakan bahwa kendaraan yang lebih dari 10 Ton dilarang melintasi jalan pantura Gresik.
“kendaraan besar agar tidak melintas karena bahaya. Kendaraan yang dari Surabaya dialihkan ke Duduk Sampeyan. Nanti bisa lewat Lamongan,” katanya seusai rapat dengan Kepala Dinas Perhubungan dan PU Kabupaten Gresik.
Tak hanya itu, Sambari juga meminta maav kepada seluruh warga yang terganggu atas kerusakan parah jalan Deandles.
“Mohon maaf semua masyarakat pengguna jalan, mulai Kecamatan Manyar sampai Panceng sudah mengalami kesulitan karena jalannya sangat mengkhawatirkan,” katanya kepada Suara Surabaya.
Kendaraan bermuatan berat yang biasanya lalu lalang di Jalan Deandles Gresik terlihat berkurang. Sehingga jalan pantura Gresik terpantau lancar.
Ngateman (46) warga Manyar megatakan langkah pemerintah untuk membuat aturan kendaraan bermuatan besar dan pembuatan portal jalan di nilai lamban.
“Kenapa setelah ada aksi blokade jalan, pemerintah baru membuat aturan dan pembangunan portal jalan” imbuhnya kepada Reporter Kabargresik.com Rabu (4/1/2016)
Sementara itu sopir Dump truk yang biasanya melintasi jalan pantura mengaku kaget dengan peraturan tersebut karena tidak ada sosialisasi sebelumnya.
“Peraturan pemkab terkesan tergesa-gesa, bahkan kami tidak mengerti kalau ada peraturan terkait kendaraan yang lebih dari 10 ton tidak boleh melintasi jalan Pantura Manyar” ungkapnya.
Alhasil sopir harus mengeluarkan dana lebih untuk operasional truk karena harus putar balik sampai ke Lamongan. “Terpaksa kami mengeluarkan uang lebih untuk beli Bahan Bakar” Tegas pria yang tidak mau di sebutkan namanya tersebut. (Akmal/k1)