Kabargresik_ Driyorejo kembali digenangi banjir, banjir terparah terjadi di perumahan Sumput Asri Driyorejo. Dari pantauan kabargresik.com hingga pukul 15.00 Win, banjir masih menggenangi ratusan rumah di Driyorejo.
Menurut warga Sumput Asri, Sutrisno yang sudah 16 tahun menghuni rumah di Perumahan tersebut mengaku baru kali ini banjir terjadi paling besar hingga masuk rumah dan ketinggian sampai 60 Cm.
“Ya baru kali ini mas besar, biasanya ya gak sampai masuk rumah,” terang Sutrisno.
Perumahan Sumput Asri mengalami banjir sudah 5 tahun terakhir ini. Banjir yang terjadi di kawasan Driyorejo terjadi akibat tersumbatnya Kali Apur, disamping adanya penyempitan kali, beberapa ruas kali apur juga melewati kawasan Pabrik sehingga sulit melakukan pengawasan.
Pernyataan warga juga diamini oleh Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto, dikonfirmasi wartawan, Sabtu (12/3) mengatakan kalau kali apur mengalami pendangkalan dan penyempitan.
“Tadi malam (Jumat, 11/3/2016) hujannya memang sangat lebat. Kami sudah turunkan tim kesana. Banjir yang terjadi ini akibat tersumbatnya Kali Apur karena banyaknya pabrik-pabrik besar,” kata Sambari .
Sambari mengaku masih belum bisa berbuat apa-apa untuk menormalisasi Kali Apur karena itu merupakan kewenangan Pemprov Jatim.
“Kalau memang masih belum ditangani provinsi, ya akan kami tangani semampunya. Tapi baru kali ini memang banjir di Driyorejo paling besar,” katanya.
Sementara itu hujan lebat yang mengguyur wilayah Gresik tadi malam membuat beberapa desa di bantaran kali lamong kembali di rendam banjir.
Sampai Sabtu (12/3) pukul 3 sore tadi, pantauan air sudah memasuki desa Kedung Rukem Kecamatan benjeng, menurut warga air datang mulai pukul 9 tadi pagi saat warga beraktifitas di sawah.
Ketinggian air di desa Sedapur Klagen dan Delik Sumber sudah mencapai 80 cm dan sudah masuk ke rumah warga,”banjir kali ini lebih besar dari yang kemarin, ketinggian air terus meningkat”. Kata Imam Syafi’i warga Sedapur Klagen.
Warga memperkirakan debit air akan terus meningkat dan banjir akan meluas sampai ke wilayah Kecamatan lain, seperti Cerme dan Menganti.
Saat ini belum ada tim dari BPBD Gresik di lapangan, hanya terlihat petugas Tagana yang memantau debit air, “kita akan terus pantau ketinggian air, baru empat desa di Benjeng saat ini yang terendam”. Kata Yadji petugas Tagana di desa Delik sumber saat memantau ketinggian air. (Ghofar/tik/K1)