Girimu.com — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) terus menyosialisasikan pemberlakuan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) kepada masyarakat, khususnya warga persyariatan ini. Tak hanya itu, melalui Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT), PWM Jatim juga terus memberikan pelatihan Hisab kepada kader-kader Muhammadiyah yang hasilnya akan dikomunikasikan kepada masyarakat secara umum.
“KHGT harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, terutama warga Muhammadiyah, hingga semua paham dan tercerahkan, bahwa Kalender Hijriyah Global Tunggal ini merupakan pilihan terbaik yang bisa berlaku bagi umat Muslim secara internasional,” ujar Wakil Ketua PWM Jatim Dr Syamsudin, MAg, saat membuka Sosialisasi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) dan Pelatihan Hisab Zona 5 di hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Minggu (29/12/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan, dengan pemahaman yang diperoleh dari sosialisasi dan pelatihan tentang metode hisab, warga Muhammadiyah diharapkan tidak lagi larut dalam pusaran perbedaan dalam penentuan hari-hari tertentu dalam kalender Islam. Di antaranya, dalam menentukan kapan tanggal 1 Ramadhan saat harus dimulainya puasa Ramadhan, juga 1 Syawal sebagai hari berakhirnya pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri.
“Tiap tahun energi dan pikiran kita tersedot, terbuang sia-sia, karena adanya perbedaan dengan saudara kita di kolompok orgnisasi sosial-keagamaan yang lain, termasuk dengan pemerintah, lewat Kementerian Agama. Dengan pedoman yang baku, KHGT ini, kita bisa tenang menjalankan ibadah,” ujar Syamsudin.
Ia menambahkan, untuk mempercepat sosialisasi kepada masyarakat, selain roadshow keliling ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di daerah kabupaten dan kota, ia juga akan menggandeng Majelis Tabligh. Itu dilakukan karena Majelis Tabligh memiliki sejumlah dai atau mubaligh yang setiap saat bisa berinteraksi dengan masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah.
“Nanti para mubaligh yang dikoordinasikan oleh Majelis Tabligh kita beri pembekalan terkait KHGT, seperti yang Njenengan terima hari ini. Majelis Tabligh kan punya banyak mubaligh yang bisa mencerahkan masyarakat lewat dakwah yang dilakukan,” tambahnya.
Dalam sosialisasi yang digelar di UMG itu, hadir sebagai peserta adalah beberapa pimpinan majelis PDM di zon 5, seperti Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh, Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) dari di jajaran PDM Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Mojokerto, dan Jombang, beserta Ortomnya, juga Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).
Ketua PDM Gresik, M. Thoha Mahsun, MPdI, MHES, menambahkan, pihaknya siap melakukan sosialisasi pelaksanaan KHGT ke masyarakat, terutama warga Muhammadiyah. Karena itu, dalam sosialisasi ini, PDM Gresik, juga melibatkan sejumlah majelis sebagai Unsur Pembantu Pimpinan (UPP), Ortom, juga Pimpinan Cabang se-Kabupaten Gresik.
“Ini sudah menjadi kebijakan Pimpinan Pusat. Karena itu, kami di daerah sami’na wa’atokna untuk menyosialisasikan KHGT ini,” ujar Thoha Mahsun.
Rektor UMG, Nadhirotul Laily, SPsi, MPsi, PhD, Psikolog, sebagai tuan rumah pelaksanaan sosialisasi KHGT mengatakan, perguruan tinggi (PT) Muhammadiyah merupakan salah satu media dakwah yang bisa dimanfaatkan. Karena itu, tandasnya, UMG berkomitmen untuk men-support aktivitas dakwah Muhammadiyah.
“Seperti sosialisasi KHGT ini. Kalender Hijriyah Global sangat penting, karena bisa mempersatukan umat Islam, tidak saja di Indonesia, tapi juga di seluruh belahan dunia. Dengan KHGT, energi kita tidak terbuang hanya karena penentuan hari-hari tertentu yang tiap tahun selalu terjadi perbedaan,” ungkap Nadhirotul Laily, saat menyampaikan sambutan selamat datang.
Sementara Ketua MTT PWM Jatim, Dr Ahmad Zuhdi, mengatakan, di Muhammadiyah selalu dinamis dan selalu berpikir untuk kemajuan dakwah, termasuk terkait KHGT. Islam, katanya, sudah 1.500 tahun ada dan berkembang pesat di dunia ini. Tetapi, selama ini belum memiliki kalender global yang berlaku secara internasional. Karena itu, KHGT yang diilhami oleh kongres internasional di Istanbul, Turki, 2016 silam, diadopsi dan terus dikembangkan oleh Muhammadiyah.
Ia menyadari, hingga kini KHGT belum bisa diterima oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia. Bahkan, sebagaian ada yang menolaknya. Tetapi ia yakin, suatu saat ketika semua pihak menyadari pentingnya penyatuan umat Islam di dunia, KHGT akan diterima secara internasional.
“Memang akan butuh waktu panjang untuk memberikan pemahaman kepada semua pihak dan masyarakat. Karena itu, sosialisasi terus kami lakukan. Dan, kami yakin suatu saat KHGT akan diterima dan diterapkan semua kalangan umat Islam di dunia,” tandasnya optimistis. (har)