Buya Cecep Jelaskan Konsekuensi Menolak Hadis Ahad dalam Perkara Akidah

- Editorial Team

Senin, 12 Februari 2024 - 16:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Polemik seputar kehujahan hadis ahad dalam masalah akidah menjadi sorotan yang kompleks.

Dalam upaya memahami dinamika polemik ini, Wakil Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah Cecep Taufiqurrohman membagi pada dua kelompok.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kelompok pertama, yaitu Kaum Hasywiyyah. Mereka tampil sebagai penganut yang menerima kehujahan hadis ahad tanpa syarat, baik dalam urusan hukum maupun akidah.

Mereka meyakini sepenuhnya pada kekuatan hujah hadis ahad dan memandangnya sebagai sumber yang dapat dipercaya.

Kelompok kedua, yang menolak kehujahan hadis ahad dalam akidah, tetapi menerima dalam masalah hukum, terdiri atas Mu’tazilah dan beberapa ulama Asy’ariyah.

Mu’tazilah secara umum menolak hadis ahad dan menganggapnya tidak dapat diandalkan dalam persoalan akidah.

Beberapa ulama Asy’ariyah, seperti Al-Ghazali, Al-Bazdawi, dan Al-Asnawi, juga mengemukakan pandangan yang serupa, menetapkan ushul akidah hanya dari yang qath’i al-dilalah dan qath’i al-wurud.

Seiring berlanjutnya polemik mengenai kehujahan hadis ahad dalam persoalan akidah, muncul pertanyaan menarik yang diajukan oleh Cecep dalam acara Seminar Ketarjihan di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Ahad (11/02/2024).

Baca Juga :  Risky Akbar Dikukuhkan Sebagai Ketua  IKA Teknik Industri UMG

Ia mempertanyakan pandangan yang menyatakan bahwa urusan hukum dapat didasarkan kepada hadis ahad, sedangkan akidah tidak.

Pertanyaan krusial yang diajukannya adalah bagaimana menanggapi hadis ahad yang mencakup aspek hukum (fikih) sekaligus membawa unsur akidah.

Contoh konkret yang diberikan adalah hadis ahad Riwayat Muslim mengenai berta’awudz dari empat hal di bagian ujung ta’awudz.

Hadis ini tidak hanya berisi hukum fikih, tetapi juga mengandung ajaran akidah.

Hadis mengenai siksa kubur, yang memiliki implikasi langsung pada akidah, dan doa perlindungan terhadap siksa kubur, yang menjadi bagian penting dalam praktik fikih, keduanya bersumber dari hadis ahad.

Namun, munculnya pertanyaan logis pun menjadi tidak terelakkan ketika seseorang memutuskan untuk menolak hadis ahad dalam persoalan akidah.

Pertanyaan tersebut mengemuka: apakah kita hanya akan menerima hukum fikihnya saja, sementara penjelasan tentang akidah ditinggalkan begitu saja?

“Konsekuensi dari penolakan hadis ahad dalam persoalan akidah membawa kita pada pertimbangan yang mendalam,” ujar Wakil Dekan FAI UM Bandung yang akrab disapa Buya Cecep ini.

Menolak hadis ahad dalam konteks akidah menciptakan dilema yang kompleks.

Baca Juga :  KWG Juga Ikut Qurban Untuk Nusantara

“Kita dapat membaca doa perlindungan dalam salat, tetapi sejauh mana keimanan kita pada makna dan eksistensi siksa kubur?” katanya.

“Apakah kita dapat memilih secara selektif menerima aspek fikih dari hadis Ahad sementara meninggalkan aspek akidah yang terkait dengannya?” ujarnya.

“Dalam menjawab pertanyaan ini, para ulama menegaskan bahwa kita dapat mengambil ajaran akidah dari sebuah hadis ahad sebagaimana kita mengambil hukum fikih darinya,” imbuhnya.

Mereka menyoroti bahwa tidak ada pembatasan untuk hanya mengambil hukum tertentu dan menolak hukum akidah dari hadis ahad.

Pemikiran ini membuka jalan untuk memahami dan mengaplikasikan hadis ahad secara holistik, mempertimbangkan keseluruhan konteks dan pesan yang terkandung di dalamnya.

Oleh karena itu, penafsiran yang terlalu terpaku pada pemisahan antara hukum dan akidah dalam hadis ahad dinilai tidak mempertimbangkan kompleksitas dan integralitas ajaran yang ingin disampaikan.

Sebagai bagian dari diskusi luas mengenai hadis ahad, pemikiran ini mengajak umat Islam untuk lebih terbuka terhadap keragaman penafsiran dan memahami bahwa dalam hadis ahad, hukum dan akidah tidak selalu dapat dipisahkan dengan tegas.***





Source link

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rescue di Gresik: Anting Menyangkut di Telinga Tak Bisa dilepas Berhasil Dievakuasi
PT Freeport Indonesia Sampaikan Apresiasi kepada Tim Pemadam Kebakaran yang Cepat Tanggap Selamatkan Smelter
Damkar Gresik Evakuasi Ular Piton di Rumah Warga Randuagung
Kejari Gresik Tahan Kembali Ketua BPD Roomo atas Dugaan Korupsi CSR PT. Smelting
Banjir Rob Landa 5 Kecamatan di Gresik, Ratusan Rumah Terendam
Petugas Damkar Gresik Gagal Tangkap Ular di Kamar Mandi Warga
Seru! Siswa MI Alkarimi Asah Bakat Olahraga di Futsal dan Renang
Pelantikan Pramuka Bantara dan Laksana di MA Alkarimi Tebuwung Gresik: Momen Penting untuk Menguatkan Program Kepramukaan
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 22 Desember 2024 - 21:00 WIB

Rescue di Gresik: Anting Menyangkut di Telinga Tak Bisa dilepas Berhasil Dievakuasi

Jumat, 20 Desember 2024 - 00:25 WIB

PT Freeport Indonesia Sampaikan Apresiasi kepada Tim Pemadam Kebakaran yang Cepat Tanggap Selamatkan Smelter

Rabu, 18 Desember 2024 - 11:24 WIB

Damkar Gresik Evakuasi Ular Piton di Rumah Warga Randuagung

Rabu, 18 Desember 2024 - 10:49 WIB

Kejari Gresik Tahan Kembali Ketua BPD Roomo atas Dugaan Korupsi CSR PT. Smelting

Selasa, 17 Desember 2024 - 22:59 WIB

Banjir Rob Landa 5 Kecamatan di Gresik, Ratusan Rumah Terendam

Berita Terbaru

Muhammadiyah Gresik

Sekolah Kreatif Menganti Apresiasi Siswa dengan Creative Medal

Senin, 23 Des 2024 - 09:13 WIB

Muhammadiyah Gresik

Gema Suara Walidah Semarakkan Milad ke-112 Muhammadiyah di Bungah

Minggu, 22 Des 2024 - 15:08 WIB