REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana yang terhimpun dari pasar modal mencapai Rp 54,24 triliun per Maret 2023. Hal ini terealisasikan dengan jumlah emiten baru sebanyak 24 perusahaan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, tren pencarian dana di pasar modal masih semarak. Saat ini otoritas telah mengantongi 67 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham perdana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam pipeline masih terdapat 107 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 123,83 triliun,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (3/4/2023).
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatatkan ada 44 perusahaan tengah antre untuk melakukan penawaran umum saham perdana. Perusahaan pada sektor konsumer nonprimer paling banyak tercatat dalam pipeline.
Berdasarkan skala asetnya, ada empat perusahaan dengan aset skala kecil, 26 perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar dan 14 perusahaan dengan aset di atas Rp 250 miliar.
Dari sisi penggalangan dana pada securities crowdfunding yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, terdapat 16 penyelenggara securities crowdfunding yang telah mendapatkan izin OJK dengan 376 penerbit, 145.908 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 817,68 miliar.
“Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,76 juta investor per 30 Maret 2023,” katanya.
Sejak 1 Januari sampai 31 Maret 2023, indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,66 persen, tapi masih mencatat inflow dari investor non-resident sebesar Rp 6,62 triliun. Di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 2,44 persen secara year to date ke level 353,19.
Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp 384,04 miliar secara month to date dan Rp 292,02 miliar secara year to date.
Di pasar surat berharga negara per Maret 2023, non-resident baik secara month to date maupun year to date mencatatkan inflow sebesar Rp 11,98 triliun dan sebesar Rp 54,11 triliun.
“Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd turun sebesar 4,34 bps dan secara ytd menurun sebesar 13,92 bps,” katanya.
Nilai aktiva bersih reksa dana per Maret 2023 sebesar Rp 502,8 triliun atau menurun 0,64 persen dengan investor reksa dana membukukan net redemption sebesar Rp 4,44 triliun secara month to date. Secara year to date, nilai aktiva bersih reksa dana terkontraksi 0,41 persen dan mencatatkan net redemption sebesar Rp 2,86 triliun.
sumber berita ini dari bisnisgresik.com