SPEMAJU (SMP Muhammadiyah 7 Cerme) kembali menggelar karya siswa (16/3) dengan thema Kebhinekaan Global.
Kegiatan ini merupakan kali ketiga SMP Muhammadiyah 7 Cerme menggelar karya di tahun ajaran 2022-2023.
Setelah sukses dengan Gelar Karya Pantomime (Desember lalu) dan Spemaju Fashion Day ‘the stunning and beatiful of ecoprint’ (2/3), kini kembali menghelat Gelar Karya proyek 5 (P5) dengan tajuk Kebhinekaan Global, Indonesia Beragam Budaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gelar Karya P5 yang di laksanakan di lapangan Perguruan Muhammadiyah Cerme itu dibuka dengan suguhan lagu Anoman Obong yang dibawakan oleh siswa-siswi yang tergabung dalam SEMI (Spemaju Ethnica Music Instrument). Kelompok ini merupakan bagian dari ekstrakurikuler Sinau Budaya bimbingan Syamsul Arifin.
Kepala Sekolah, Yuli Kusminarsih, dalam sambutannya mengatakan mendukung kegiatan positif yang dilakukan siswa-siswanya demi kemajuan SMP Muhammadiyah 7 Cerme.
” bersyukur karena event ini sukses dan sangat meriah berkat kerjasama Bapak Ibu guru dan seluruh siswa siswi SMP Muhammadiah 7 Cerme.” Ujar Yuli singkat.
Menurut koordinator kegiatan Gelar Karya P5, Setyo Hadi, mengatakan event ini merupakan program sekolah yang harus dilakukan sesuai target kurikulum yang ingin dicapai.
“Projek 5 untuk kelas 7 dalam fakta pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Selain itu kegiatan ini mampu memberikan skill untuk siswa siswi SMP Muhammadiyah 7 Cerme di dalam mengelola sebuah kegiatan.” Ujar Setyo Hadi.
Projek 5 memang harus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum merdeka, setidaknya satu kali praktik menjelang akhir tahun meskipun seharusnya pelaksanaannya setiap selesai satu materi dalam satu projek. Tetapi untuk menghemat biaya maka pelaksanaan projek digabung menjadi satu di setiap akhir tahun.
Gelar Karya
Di dalam projek 5 kurikulum merdeka terdapat kelas tari untuk melatih anak mengembangkan bakatnya di bidang tari.
Tarian yang ditampilkan adalah tari Dhamar Kurung dan dibimbing langsung oleh Syamsul Arifin, guru seni budaya sekaligus prakarya di Spemaju.
“Meski tarian ini tergolong baru karena baru muncul pertama kali di tahun 2013, namun apresiasi dari warga Gresik sangat tinggi, maka tidak heran setelah itu banyak siswa sekolah yang membawakan tarian ini. Harapannya dengan menampilkan tarian ini, siswa dapat mengenal tokoh mbah Masmundari sebagai seniman senior dan karyanya yang sekarang menjadi icon Gresik.” jelas guru seni budaya dan prakarya yang akrab dipanggil Pak Syam itu.
Selain dapat mengembangkan bakat menari, siswa nantinya akan melestarikan kesenian di Gresik.
Ada juga kelas kuliner yang melatih siswa untuk terampil membuat sendiri dan menjual masakan berupa makanan khas daerah Gresik.
Kemudian ada ada juga kelas seni rupa yang bertujuan melatih anak-anak memiliki skill membuat kerajinan tangan seperti batik jumput, membuat pajangan dinding dan lain sebagainya yang semua dipamerkan dan dijual dalam Gelar Karya P5 ini.
Hadir dalam kegiatan ini diantaranya Ketua Majelis Dikdasmen PCM Cerme Mudairin, serta pengawas SMP M Ibrahim Suyuthi. (*)