Kabargresik_Sejumlah masyarakat di Gresik memperingati datangnya 1 Muharram dengan membuat berbagai macam hidangan. Salah satunya adalah tradisi membuat Bubur Suro.
Tradisi pembuatan Bubur Suro yang terus diwariskan secara turun temurun dan hingga kini masih ada ini, dijadikan sebuah lambang dari perayaan datangnya awal bulan muharram atau dalam istilah jawa Bulan Suro.
Bubur yang berbahan dari beras, santan, garam, jahe, dan sereh ini memiliki rasanya yang gurih dengan nuansa asin-pedas. Di atas bubur ini ditaburi kacang-kacanganan, gorengan bawang, irisan cabai merah.
Salah seorang warga Gresik, Sati Wahyuni (52), Ibu Rumah tangga yang tinggal di Jl. Harun Thohir, Kelurahan Sidokumpul Gresik, rela menyibukkan dirinya hampir seharian (5/11/2013), untuk mengolah puluhan porsi bubur suro yang kemudian dibagikannya secara gratis kepada para tetangga di kanan-kiri rumahnya.
Di sela-sela aktifitasnya mengolah pusaka kuliner, ia mengungkapkan tradisi bancaan bubur suro sudah dilakukannya selama bertahun-tahun “Budayanya ya gini ini kalau bulan suro, Mas. Ya semoga semuanya mendapat berkah dan dijauhakan dari balak, itu do’annya” tutur Bu Sati sambil menghadiahkan senyuman. Ia juga melibatkan anak-anak dalam mengolah bubur suro agar tradisi kuliner ini tidak terputus. (chidir).
Editor: sutikhon