Pendaftaran pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati (paslon) di hari pertama, Jum’at (4/9/20200 kurang diantisipasi oleh komisi pemilihan umum (KPU) Kab Gresik. Terkait protokol kesehatan diantaranya physical distancing.
Paslon Fandi Akhmad Yani – Aminatun Habibah (NIAT) mendaftar di kantor KPU disertai dengan anggota partai pengusung dan ratusan pendukungnya.
Akibatnya, salah satu protokol kesehatan berupa physical distancing atau jaga jarak sulit dikendalikan.
Lemahnya sistem skrining yang dibuat oleh KPU mengakibatkan penerapan protokol kesehatan tidak bisa optimal.
Tempat skrining untuk peserta yang bisa masuk di kantor KPU terlalu dekat jaraknya sehingga kedatangan pengusung Pasangan calon dan pendukungnya tidak mampu untuk diatur terkait dengan jaga jarak.
Tak hanya itu, sebagian besar wartawan tidak bisa masuk ke kantor KPU akibat adanya pembatasan jumlah orang yang diperbolehkan masuk. Kondisi ini sempat membuat panas situasi di pintu masuk kantor KPU.
Sementara itu KPU sendiri tidak memberikan fasilitas untuk menyaksikan jalannya proses pendaftaran di luar gedung KPU bagi wartawan.
KPU hanya menyediakan satu layar televisi ukuran 42 inci di tenda undangan untuk menyaksikan jalannya proses pendaftaran, namun sayangnya gambar yang ditampilkan kualitasnya jelek dan terputus-putus karena akses internet dengan kecepatan rendah.
Akibatnya, demi solidaritas sesama wartawan, belasan wartawan yang bisa masuk kantor KPU melakukan aksi boikot acara konferensi pers yang semestinya digelar di ruang press conference KPU. Awak media justru memilih mewawancarai Fandi Akhmad Yani di luar gedung KPU.
Menanggapi kondisi yang karut marut tersebut, Ketua Bawaslu Gresik, Imron Rosyadi mengaku kecewa. Pasalnya, pada rapat koordinasi (rakor) jelang pembukaan pendaftaran yang dihadiri semua pemangku kepentingan termasuk cabup dan cawabup telah disepakati dilarang membawa massa saat pendaftaran.
“Yang masuk ke halaman dan gedung KPU sudah sesuai dengan hasil rakor. Namun, yang diluar memang diluar kontrol kami. Nanti kita akan ngasih masukan ke semua pihak,” ujarnya saat dikonfirmasi di kantor Gakumdu.
Sementara itu Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto sangat menghawatirkan situasi saat pendaftaran. Kapolres Gresik khawatir akan munculnya cluster KPU.
“kalau situasi pendaftaran seperti ini dikhawatirkan akan memunculkan cluster KPU” ujar Arief usai pengamanan di kantor KPU Gresik.
Kapolres berharap pihak penyelenggara dan kontestan Pilkada bisa mengikuti protokol kesehatan yang ada. (Tik)