Penyakit TBC (Tuberculosis) pada anak di Kabupaten Gresik Jawa Timur cukup tinggi. Bahkan, 627 anak tercatat terinfeksi penyakit yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis tersebut.
Hal ini membuat keprihatinan, untuk itu pemerintah daerah bersama organisasi peduli TBC Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) aktif melakukan tracking hingga pendampingan.
Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani mengatakan, ratusan anak yang terkena TBC sudah tertangani dan mendapat perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hingga hari ini total ada 627 anak dan balita terkena TBC, sudah kami tangani dan kita pantau perkembangannya,” katanya, Jumat (15/12/2023).
Dari angka tersebut, Kecamatan Manyar, Kebomas dan Menganti menjadi penyumbang TBC anak terbesar. Itu artinya, kawasan urban menjadi faktor resiko penularan.
Dokter Puspita menyampaikan, salah satu penyebab anak terkena TBC adalah pola asuh anak. Untuk itu, dia meminta agar para orang tua proaktif memantau kondisi anak.
“Jadi jangan disepelekan, lebih baik diperiksakan ke puskesmas terdekat agar mendapat penanganan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua YABHYSA, Falaq Fazharudhin mengungkapkan, dia terus melakukan pendampingan dan tracking kepada pasien TBC. “Baik dewasa maupun anak-anak,” ujarnya.
Falaq menyampaikan, pemberantasan TBC harus dilakukan masif. Bahkan, wajib disosialisasikan di masyarakat agar stigma yang muncul bahwa pasien TBC tak dikucilkan.
“Itu tantangan kita, makanya kami terus sosialisasi dan pendampingan ke mereka. Stigma jelek pasien TBC harus dihapuskan,” terangnya.
Falaq menambahkan, lembaganya dan Dinkes akan bersama melakukan upaya preventif TBC di sekolah, pondok pesantren, lembaga pemasyarakat dan masyarakat.
“Bahkan kami membuat komitmen bersama,” tutupnya menanggapi kasus TBC pada anak di Kabupaten Gresik Jawa Timur. (*)