Kabargresik_
Masih dalam rangka memperingati Hari kartini dan sepekan aksi pendidikan, sebuah perkumpulan Kelompok Perempuan Dan Sumber-Sumber Kehidupan (KPS2K) menyelenggarakan peluncuran 10 sekolah perempuan di Desa Kesamben Kulon dan Desa Mondoluku Kecamatan Wringinanom yang digelar Selasa Siang (22/4/2014).
Kegiatan yang dimulai pukul 12.00 sampai 15.00 WIB di Desa Kesambenkulon dengan tema “Dengan semangat dan cita cita kartini, perempuan Miskin Melalui sekolah perempuan yang didirikan mempunyai kepercayaan diri dan mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat mandiri dan menjadi pemimpin perempuan”.
Dalam prosesnya, Iva Hasanah, ST, selaku Direktur Eksekutif KPS2K Jatim, bersama dengan Tim Gender Watch KPS2K telah membentuk kelompok perempuan berjumlah 10 kelompok di dua desa tersebut. Dua kelompok di desa Mondoluku dan 8 kelompok lainnya berada di desa Kesamben Kulon, Kecamatan Wringinanom Gresik.
Diakatakan Iva jika pembentukan kelompok ini membutuhkan waktu selama dua bulan terhitung sejak bulan Maret lalu sampai dengan April Tim KPS2K dan Tim Gender Watch memberikan dampingan kepada Sekolah Perempuan tersebut hingga dapat terbentuk,
“Lahirnya kelompok-kelompok ini sekaligus sebagai penanda berdirinya sekolah perempuan pedesaan yang pertama muncul di Kabupaten Gresik dan Jawa Timur pada umumnya,” terang Iva dalam rilisnya.
Adapun kelompok perempuan yang disepakati sebagai sekolah perempuan pedesaan tersebut terbentuk atas dasar kebutuhan perempuan miskin dan marginal di Desa Mondoluku dan Desa Kesamben Kulon, Kecamatan Wringinanom Gresik. Lebih lanjut, Iva menjelaskan secara detil gagasan dan filosofi nama sekolah perempuan yang didasarkan atas kebutuhan setempat di Desa Mondoluku Kecamatan Wringinanom, Gresik diantaranya :
1). Kelompok Perempuan dari Dusun Bulu bersepakat menamakan Sekolah Perempuan Pembawa Perubahan (SP3), diharapkan agar perempuan-perempuan yang tergabung disekolah ini dapat menjadi perempuan pembawa perubahan. Pada tahap awal pembentukan disepakati oleh sekitar 12 orang.
2). Kelompok Perempuan dari Dusun Dlangu menyebutkan sekolahnya menjadi Sekolah Perempuan Semangat (SPS),diharapkan bagi perempuan marginal dan miskin saat ini masih dalam kondisi belum beruntung dapat terus bersemangat dan menyemangati perempuan lain untuk tetap belajar agar dapat merubah nasibnya. Telah disepakati untuk tahap awal oleh 25 orang.
Sedangkan berikut ini adalah sekolah perempuan yang didirikan di desa Kesamben Kulon antaralain :
1). Kelompok Perempuan di dusun Kidul, menamakan Sekolah Perempuan Pembawa Kemajuan (SP2K), dideklarasikan oleh sekitar 34 orang, yang hadir, dengan harapan agar para perempuan yang tergabung disekolah ini menjadi pemimpin perempuan yang membawa kemajuan bagi dirinya dan perempuan didesanya.
2).Kelompok Perempuan di Dusun Genengan/Krajan-1, menamakan diri Sekolah Perempuan Suka Tani (SPST) karena atas dasar perempuan ini suka sekali bertani dan berharap agar dapat menjadi petani sukses walaupun saat ini mereka masih dalam situasi ekonomi yang kurang beruntung, sebagai buruh tani tanpa memiliki lahan sendiri. didirikan oleh sekitar 18 orang.
3).Kelompok Perempuan di dusun Krajan-2, juga bersepakat menamakan kelompoknya menjadi Sekolah Perempuan Mandiri (SPM), yang selama ini perempuan dianggap sebagai warga atau manusia nomer dua dan selalu tidak dilibatkan menjadi alasan mereka untuk memilih kata Mandiri sebagai visi agar perempuan dapat mempunyai otonomi baik untuk tubuhnya maupun secara ekonomi dan politik, disepakati oleh sekitar 22 orang.
4).Kelompok Perempuan di dusun Wetan memberikan nama Sekolah Perempuan Perjuangan, karena ada spirit agar sekolah perempuan ini bisa menjadi perjuangan untuk mengangkat nasib perempuan-perempuan miskin agar selalu dianggap dan dilibatkan. Disepakati oleh 25 orang.
5).Kelompok Perempuan di dusun Kluwong menamakan dirinya Sekolah Perempuan Suka Belajar (SPSB) karena didasari oleh semangat belajar yang amat tinggi tanpa mengenal usia walaupun terlanjur menikah diusia dini. Dihadiri oleh sekitar 23 orang dalam pembentukannya.
6).Kelompok Perempuan Di Dusun Randusongo RW-7, menamakan sebagai Sekolah Perempuan Sejati (SPS) dengan didasari pemikiran RA Kartini yang telah memberikan kesempatan untuk perempuan miskin bisa menuntut ilmu walaupun kondisinya tidak memungkinkan, dengan belajar terus menerus perempuan miskin ini dapat menjadi pemimpin sejati. Didirikan oleh sekitar 15 orang.
7).Kelompok Perempuan di Dusun RanduSongo RW-8, Menamakannya menjadi Sekolah Perempuan Bangkit. Memilih nama ini adalah sebuah awal kesadaran bahwa selama ini mereka telah terpuruk dan selalu ketinggalan informasi sehingga mudah dibohongi, dikibuli dan diakali atas segala akses yang seharusnya menjadi haknya, dengan sekolah perempuan ini mereka berkomitmen untuk membangkitkan diri untuk mengubah nasibnya. Didirikan oleh 26 orang.
8).Kelompok Perempuan di Dusun Kulon tidak mau kalah dengan lainnya, mereka menamakan dirinya Sekolah Perempuan Hebat, memilih nama ini didasari oleh semangat dari perempuan yang dianggap lemah dengan bersekolah kembali akan lahir perempuan-perempuan yang hebat dan pembawa perubahan. Dihadiri oleh 29 orang.
“Semangat yang tidak terbendung begitu terlihat dari beragamnya perempuan-perempuan yang hadir pada saat pembentukkan. Dari mereka yang hadir berusia 17 tahun sampai dengan 75 tahun” Pungkas Iva.
Yang lebih luar biasa lagi, dari rencana awal KP2SK Jatim dan Tim Gender Watch hanya mendirikan 8 sekolah perempuan dan ternyata malah bisa menjadikan 10 sekolah perempuan, dikatakannya karena berbasis kewilayahan dan jumlah peserta yang ingin terlibat begitu banyak hingga masih akan bertambah jumlah anggotanya karena ada yang belum sempat hadir. Tercatat dalam ada sekitar 229 orang yang tergabung dalam sekolah perempuan ini. (Chidir)
Editor: fahri A